Materi Penyuluhan Perikanan (PENYAKIT IKAN PADA KEGIATAN BUDIDAYA PERIKANAN)

PENDAHULUAN

                Penyakit pada budidaya ikan merupakan hal yang paling menakutkan bagi pembudidaya ikan karena hasil kerja keras mulai dari persiapan lahan, penebaran benih, sampai dengan pemeliharaan yang penuh kehati-hatian akan sirna atau berganti dengan kerugian apabila ikan terkena penyakit. Dalam kondisi normal yaitu lingkungan optimal dan daya tahan tubuh yang baik, ikan sebenarnya jarang terkena penyakit. Namun, apabila kondisi lingkungan tidak cocok, ikan akan stres dan daya tahan tubuh menurun. Bila sudah begitu, maka penyakit akan dengan sangat mudah muncul.
                Beberapa hal yang dapat menyebabkan kondisi tubuh ikan melemah, diantaranya kualitas air yang buruk, nutrisi yang tidak terpenuhi, serta kepadatan yang terlalu tinggi. Akibatnya terjadi komposisi tidak sehat antara oksigen, makanan buangan metabolit beracun serta mikro organisme yang lain. Sumber penyakit terdiri dari virus, bakteri, parasit dan sumber lain yaitu kekurangan nutrisi dan rusaknya kualitas air. Salah satu usaha yang bisa ditempuh menghadapi masalah nonteknis berupa penyakit adalah mencegah agar penyakit tersebut tidak menular lebih parah lagi.

MENDETEKSI PENYAKIT IKAN

Tanda-tanda tingkah laku ikan yang akit diantaranya :
·       Berenang tidak terkendali, bahkan menabrak pematang
·       Membuka dan menutup insang lebih lebar dan cepaT
·                            Menggosok-gosokkan badan pada benda-beda yang ada di kolam
·                            Nafsu makan menurun  bahkan terkadang ikan tidak mau makan
·                            Berkumpul di inlet (tempat air masuk)
·                            Berenang di permukaan
·                           Gerakan lemas dan kurang agresif

  Tanda- tanda pada bagian tubuh diantaranya :
·       Warna insang pucat agak pudar bahkan mengalami kerusakan
·       Produksi lendir lebih banyak dari biasanya
·       Adanya kerusakan pada bagian organ tubuh
·       Proporsi tubuh tidak seimbang (cenderung kurus)
·       Adanya luka dan pendarahan
·       Warna kulit lebih pucat atau gelap
·       Kelainan pada tulang belakang

JENIS PENYAKIT PADA IKAN


1.   PARASIT
a.   Ichthyophthirius multifiliis
Merupakan jenis parasit yang mempunyai cilia sebagai alat gerak utamanya, berukuran mikro berbentuk bulat. Parasit ini menginfeksi pada permukaan tubuh antara epidermis dan dermis serta insang pada ikan. Mempunyai ciri khas macronucleus yang berbentuk tapal kuda. Tanda-tanda ikan terkena penyakit ini terdapat bintik putih, berenang lambat, tergeletak di dasar perairan. Cara mengatasinya dengan meningkatkan suhu perairan 28 – 32oCdan perendaman pada salinitas tinggi dengan pemberian garam sebanyak 2 kg/M3

b.   Trichodina sp
Parasit ini mempunyai bentuk seperti piring terbang/topi dengan ukuraan + 50 µm dengan alat gerak berupa cilia. Pada ikan yang terinfeksi penyakit ini memiliki tanda-tanda kulit teriritasi dan kumis keriting khusus pada jenis cat fish. Cara mengatasinya dengan cara perendaman garam pada salinitas 1000 – 2000 ppm selama 24 jam.

c.    Epistylis sp
Parasit ini berbentuk silindrisdan bertangkai mempunyai cilia pada bagian anterior, biasanya membentuk koloni, sering ditemukan pada Lernaea sp yang menginfeksi ikan. Tanda-tanda ikan terkena penyakit initerlihat benjolan putih pada permukaan tubuh, tampilan pucat. Cara mencegahnya dengan cara pemberian garam sebanyak 1 – 2 g/L yang direndam selama 24 jam.

d.   Chillodonella sp
Chillodonella sp mempunyai bentuk lonjong. Parasit ini menginfeksi permukaan tubuh dan insang pada ikan dengan tanda-tanda gerakan lamban, warna tubuh pucat, kulit teriritasi. Penyakit ini dapat diatasi dengan perendaman garam dengan konsentrasi 1 – 2 g/L  selama 24 jam.

e.   Monogenea
Parasit ini sering menyerang insang serta permukaan tubuh dengan tanda penyakit warna tubuh pucat, kondisi ikan lemah, mengap-mengap.

f.    Lernaea sp
Lernaea sp  merupakan parasit berukuran besar sehingga dapat dilihat secara visual menempel pada ikan, bentuknya seperti jarum dengan kait menancappada daging. Parasit ini berkembang biak dengan cara bertelur. Ikan yang terkena penyakit ini memiliki ciri – ciri terlihat ada jarum di permukaan tubuhnya, kurang nafsu makan, daya tahan tubuh menurun serta terjadi pendarahan pada lokasi infeksi. Penyakit ini dapat dicegah dengan penyemprotan kolam dengan pengapuran.

g.   Argulus sp
Dikenal dengan nama kutu ikan, mempunyai bentuk bulat dan menempel pada tubuh inang. Ikan yang terkena penyakit ini tanda-tandanya secara visual menempel pada permukaan tubuh ikan, pada bekas gigitan terjadi pendarahan dan sisik terkelupas. Pencegahannya dengan menambahkan garam dapur 0,5 – 1,0 g/L pada air tempat hidupnya.

h.   Oodinium sp
Memiliki bentuk bulat atau lonjong dengan diameter 20 – 100 µm. Penyakit ini menginfeksi permukaan tubuh dan insang dengan tanda-tanda penyakit terjadi kerusakan pada kulit, kehilangan warna tubuh, pendarahan dan peradangan. Jika terserang ikan bisa dicelup (dipping) dengan larutan formalin 100 – 200 ppm selama 1 jam.

i.     Myxosporea
Parasit ini biasanya menginfeksi insang dan daging, termasuk jenis protozoa yang berspora. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara pengapuran pada kolam budidaya.


2.   BAKTERI
a.     Aeromonas hydrophilla
Infeksi akibat bakteri ini biasanya diawali dengan luka karena penanganan dan kondisi kualitas air yang buruk. Gejala klinis dari penyakit ini adalah munculnya borok kembung, iritasi sirip, sisik menguak, penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian disinfektan
b.     Streptococcus sp
Gejala klinis yang ditimbulkan dari bakteri ini adalah mata menonjol, warna tubuh hitam/melanosis, gerakan memutar. Cara pengendalian penyakit ini dengan cara pemberiian immunostimulan, desinfektan dan vaksinasi
c.     Vibrio sp
Umumnya bakteri ini menyebabkan penyakit pada hewan perairan laut atau payau, mempunyai sifat gram negatif, sel tunggal berbentuk batang pendek yang bengkok, berukuran panjang. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah benih menyala pada malam hari, luka, granuloma dan pucat. Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian disinfectan.
d.     Enteric Septicemia of Catfish
Bakteri ini bersifat gram negatif bergerak dengan bantuan flagella. Tidak membentuk spora atau kapsul dan bersifat fakultatif anaerob. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah lemah, hilang nafsu makan, warna insang pucat, terkadangmata menonjol/perut bengkak. Seringb  ditemukan bintik merah

3.   VIRUS
Ø    Koi Herpes Virus (KHV)
KHV memiliki ukuran diameter 170 – 230 nm, sedangkan inti virus berukuran 100 0 110 nm dengan bentuk icohedral. Ditemukan juga yang bentuknya circular atau poligonal dengan diameter 78 – 84 nm dan ekstraseluler virus terbungkus sebagai virion matang dengan diameter sekitar 133 nm. KHV hanya menyerang ikan mas dan koi yang dapat menyebabkan kematian massal dalam waktu 10 hari (menimbulkan wabah) dengan gejala klinis terjadinya kerusakan pada insang, nafsu makan hilang, terjadi kematian massal. KHV daapat ditanggulangi dengan cara vaksinasi dan immunostimulan.

4.   CENDAWAN
a.     Saprolegnia Merupakan genus jamur yang termasuk dalam kelas Oomycetes Oomycetes yang dapat menyebabkan infeksi jamur pada ikan adalah AchylaSaprolegnia atau “water molds” dapat menyerang ikan dan telur ikan. Umumnya dijumpai pada air tawar maupun air payau yang tumbuh pada selang suhu 0 – 35oC dan selang pertumbuhan optimal 15 – 35oC. Umumnya Saprolegnia menyerang bagian tubuh ikan yang terlukadan selanjutnya dapat menyebar pada jaringan sehat lainnya. Serangan cendawan ini biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang buruk, seperti sirkulasi air rendah, kadar oksigen terlarut rendah, kadar amonia tinggi, kadar bahan organik tinggi. Saprolegnia sering disertai kehadiran infeksi bakteri Columnaris  atau parasit eksternal lainnya. Gejala yang timbul akibat Saprolegnia  adalah badan ikan ditumbuhi benang-benang halus berwarna putih atau kecoklatan dengan daerah penyerangan meliputi kepala, tutup insang, sirip dan bagian tubuh lainnya. Pencegahannya segera lakukan evaluasi kualitas air. Adapun pengobatan yang bisa dilakukan dengan fungisida khusus ikan, perlakukan dengan PK, formalin dan povidone iodine dapat pula mengobati dengan serangan Saprolegnia
a.     Aphanomyces
Dalam memperoleh makanannya, Aphanomyces membentuk hifa yang mengandung enzim perombak, enzim sintesa dan beberapa komponen yang dapat menembus dinding sel dan mengabsorpsi zat makanan dari protoplasma sel inang. Aphanomyces merusak jaringan otot inang dengan menghasilkan enzim proteolitik dan menyebabkan luka pada inang yang melisis protein pada jaringan daging ikan.











PENYAKIT IKAN PADA  KEGIATAN BUDIDAYA PERIKANAN


 

Disampaikan Oleh :
Rafiq Fitriadi
Penyuluh Perikanan Bantu 




DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN
KOTA PAGAR ALAM 
2018

Comments

Popular posts from this blog

Cara Agar Cacing Sutera (Tubifex Sp) Awet Untuk Pakan Ikan

Cara Packing (Bungkus) Ikan Cupang (Betta Sp) yang Baik Untuk Pengiriman Luar Daerah/ Luar Negeri

Materi Penyuluhan Perikanan (Cara Budidaya Ikan Yang Baik/CBIB)