Buntu
Buntu...
rasanya seperti tak ada lagi yang bisa dilakukan, walaupun tau anggota tubuh masih utuh dan lengkap, tapi tidak mudah menghadapi ketidakberdayaan...
karena tau bahwa diri tidak punya keahlian, walau menyesal karena menyiakan waktu yang telah lalu tapi tak ada gunanya...
akhirnya menunggu waktu menjawab apa yang ditakdirkan selanjutnya karena yakin hidup tidak selamanya monoton. terasa lama dan membosankan memang...
terasa sepi karena teman2nya sudah sibuk sendiri2 melanjutkan langkah menuju cita2nya...
kau mungkin tak pernah merasakannya...
aku kagum ketika tau nabi mengajarkan bahwa menemani seseorang untuk keperluannya seharian lebih dicintai nabi daripada itikaf di masjid nabawi selama sebulan...
pernahkah kau berpikir ketika memposting kebahagiaanmu bahwa ada salah seorang temanmu yg sedang tidak beruntung?
pernahkah kau berpikir daripada sibuk memposting kebahagiaanmu atau mengomentari kebahagiaan temanmu kau lebih ingin mencari salah seorang teman yang tidak beruntung itu untuk kau temani paling tidak sampai ia mendapat kebahagiaannya?
aku pernah merasa kesepian karenanya aku tak ingin temanku juga merasa kesepian...
aku juga pernah bosan menunggu karena itu aku tak ingin temanku menungguku terlalu lama...
aku juga pernah merasa tidak dihargai karenanya aku tak ingin temanku merasakan hal yang sama...(Setiadi,2017).

rasanya seperti tak ada lagi yang bisa dilakukan, walaupun tau anggota tubuh masih utuh dan lengkap, tapi tidak mudah menghadapi ketidakberdayaan...
karena tau bahwa diri tidak punya keahlian, walau menyesal karena menyiakan waktu yang telah lalu tapi tak ada gunanya...
akhirnya menunggu waktu menjawab apa yang ditakdirkan selanjutnya karena yakin hidup tidak selamanya monoton. terasa lama dan membosankan memang...
terasa sepi karena teman2nya sudah sibuk sendiri2 melanjutkan langkah menuju cita2nya...
kau mungkin tak pernah merasakannya...
aku kagum ketika tau nabi mengajarkan bahwa menemani seseorang untuk keperluannya seharian lebih dicintai nabi daripada itikaf di masjid nabawi selama sebulan...
pernahkah kau berpikir ketika memposting kebahagiaanmu bahwa ada salah seorang temanmu yg sedang tidak beruntung?
pernahkah kau berpikir daripada sibuk memposting kebahagiaanmu atau mengomentari kebahagiaan temanmu kau lebih ingin mencari salah seorang teman yang tidak beruntung itu untuk kau temani paling tidak sampai ia mendapat kebahagiaannya?
aku pernah merasa kesepian karenanya aku tak ingin temanku juga merasa kesepian...
aku juga pernah bosan menunggu karena itu aku tak ingin temanku menungguku terlalu lama...
aku juga pernah merasa tidak dihargai karenanya aku tak ingin temanku merasakan hal yang sama...(Setiadi,2017).

Comments
Post a Comment